Rabu, 03 Juli 2013

Outbound Training

Outbound Training

Hari ini peserta pengayaan LPDP melakukan outbound training di Cibubur. Acara ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan diantara peserta dan menyatukan semangat kecintaan akan bangsa. Selain itu, sebelum outbound, peserta juga diminta untuk mempresentasikan mengenai saran-saran terhadap LPDP di masa yang akan datang.

Pada saat presentasi, banyak masukan-masukan berharga dari para peserta. Pertama, masukan terkait dengan jangkauan beasiswa yang diberikan. Beasiswa ini belum memiliki keragaman dalam hal daerah peserta penerima beasiswa karena masih banyak peserta yang diterima merupakan peserta yang berasal dari Jawa dan sekitarnya. Peserta memberikan saran supaya di masa yang akan datang, LPDP dapat memberikan porsi yang besar terhadap penduduk di daerah luar jawa seperti Papua, Sulawesi, dan lain-lainnya. Hal lain yang terkait beasiswa adalah cakupan jenjang studi penerima beasiswa. Saat ini LPDP hanya memberikan beasiswa pada strata S2 dan S3 saja sehingga dapat disarankan supaya LPDP mempertimbangkan pemberian beasiswa pada level yang lebih rendah, misalnya S1. Hal ini disarankan karena leader seharusnya diciptakan dari sejak dini. Saran-saran yang lain terkait dengan sistem monitoring, sistem investasi dan kegiatan alumni serta peningkatan kualitas pelaksanaan program pemberian beasiswa.

Setelah acara presentasi selesai, peserta diajak untuk melakukan kegiatan outbound. Peserta diajak untuk untuk berkompetisi dengan satu dengan yang lainnya kemudian seluruh peserta disatukan untuk menyelesaikan satu masalah secara bersama-sama. Peserta sangat menikmati acara ini dan saling memperhatikan satu dengan yang lainnya. Acara ini memang sangat efektif dalam membangun kebersamaan tim. Hal ini dapat dilihat dari respon para peserta yang begitu menikmati hal ini. Kemudian peserta pulang kembali ke wisma untuk mempersiapkan hal-hal lainnya.

Senin, 01 Juli 2013

Strong Personal Branding

Strong Personal Branding

Amalia M. Maulana Ph.D


Personal branding itu adalah investasi yang berarti bahwa kita tanamkan sekarang dan hasilnya kita rasakan di masa depan. Branding itu adalah asosiasi, jadi setiap personal harus memikirkan asosiasi dirinya dengan baik, misalnya Renald Khasali diasosiasikan dengan rumah perubahan, change, orang pinter, doktor, UI, dan lain-lain. Sebagai perenungan, coba pikirkan asosiasi apa yang Anda inginkan mengenai diri (key word diri sendiri)?

Branding bukan hal instant, butuh waktu, tapi harus dimulai dari sekarang. Apa yang kita bangun sekarang akan sedikit demi sedikit membentuk branding kita sehingga kita melihat setiap hari merupakan hal yang perlu kita bangun untuk membentuk personal branding kita masing-masing.

Fenomena lain dari personal branding adalah reluctant terhadap hal ini karena banyak orang perpikir bahwa personal branding hanya untuk artis atau tokoh-tokoh terkenal. Hal ini terjadi karena overgeneralisasi dari masyarakat. Dan branding yang artinya pencitraan diasosiasikan dengan sesuatu yang negatif, padahal seharusnya pencitraan itu adalah kata yang memiliki makna yang netral. Persepsi terakhir terhadap branding adalah tidak menjadi diri sendiri dalam personal branding. Kenyataannya tips utama dalam melakukan personal branding adalah be your self.

Berdasarkan fenomena-fenomena negatif ini terhadap definisi dan kenyataan mengenai branding, maka pembicara mengusulkan untuk menggunakan terminologi I-Brand. Terminologi ini menunjukkan mengenai diri kita sebenarnya yang ingin kita tunjukkan kepada masyarakat.

Branding bukan hanya logo, iklan, slogan, promosi, ataupun acara. Tapi branding adalah akumulasi dari apa yang dilakukanm dibicarakan, ditulis oleh seseorang yang membekas di benak stakeholders. Kemudian ada beberapa hal yang dapat menjadi indikator kunci branding: who are you, how are you, wahat about you, what about you and me.

Bagaimana menciptakan I-Brand yang terkenal dan dimengerti masyarakat?

1.    Relevan
Setiap branding yang kita ingin ciptakan harus mampu mengubah keputusan masyarakat.
2.    Konsisten
Pake ciri yang sama blm cukup untuk menjaga kekonsistenannya, tapi terus menerus untuk menampilkan ciri itu tersebut sehingga menjadi brand.
3.    Distinctive
Hal ini merupakan ciri-ciri yang membuat oran gberpikir bahwa kita adalah satu-satunya yang dapat melakukan itu. Sebagai contoh, konsultan pemasaran yang dipakai semua orang untuk menawarkan diri sehingga kita tidak melihat keunikan dan perbedaan dengan semua orang. Pikirkan apa yang menjadi keunikan kita dan berbeda dengan orang lain.

Kunjungan ke Mandiri

Kunjungan ke Mandiri

Direktur Mandiri


Hari ini kami para peserta pengayaan LPDP kunjungan ke Bank Mandiri yang merupakan Bank terbaik di Indonesia. Kami dilayani dengan mewah, mulai dari makan pagi yang enak, sampai kepada melihat bagaimana operasi Bank (sistem IT, treasury, dan lain-lainnya).

Sesi pertama kami bertemu dengan para direksi Bank Mandiri dan mereka memberikan pemaparan mengenai bagaimana mereka mengelola sumberdaya mereka dan bagaimana transformasi yang telah dilakukan untuk menjadikan Bank Mandiri yang terdepan dan paling dikagumi.

Bagaimana Pengelolaan Sumberdaya Manusia di Mandiri?

Mandiri menerapkan sistem employee value proposition  yang memungkinkan bertemunya apa yang menjadi keinginan pegawai dengan apa yang diberikan perusahaan, yang pada akhirnya memiliki semangat membangun negeri. Beberapa aspek pentingnya adalah
1.    Tubuh – fisik
2.    Pikiran – intelektual
3.    Hati – Emosional
4.    Jiwa – Spiritual
Ketika aspek ini diterapkan dengan baik maka akan menghasilkan kebahagiaan, kesehatan, dan kemakmuran.

Bagaimana Bank Mandiri ditransformasi?

Bank mandiri merupakan gabungan beberapa bank yang mengalami kasus likuiditas pada tahun 1998. Ada empat Bank yang kemudian digabungkan dan membentuk Bank Mandiri. Akibat pengabunggan ini adalah Non Performing Loan (NPL) menjadi sangat tinggi hingga mencapai 27% dan hal ini juga merupakan tantangannya.

Kemudian bagaimana Bank Mandiri mentransformasi diri adalah pertanyaan yang penting. Langkah awal yang dilakukan adalah mendefinisikan nilai-nilai perusahaan secara tegas. Beberapa nilai Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
-    Trust
-    Integritas
-    Profesionalisme
-    Fokus pada Konsumen
-    Kesempurnaan

Setelah itu, perusahaan juga menurunkan nilai-nilai ini sampai kepada unit terkecil dan mengukur dan memberikan kompensasi kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerja yang mereka miliki. Hal lain yang juga menjadi tantangan dan membutuhkan penyelesaian adalah NPL. Perusahaan mengurangi NPL dengan menerapkan manajemen risiko secara ketat sehingga mampu mengurangi NPL dari 27% menjadi kuran gdari 5% seperti yang disyaratkan oleh Bank Indonesia. Langkah lain yang juga menjadi perhatian direksi adalah melaksanakan tata kelola yang baik sehingga nilai-nilai transparansi, integritas, lainnya lebih mampu diimplementasikan dengan baik.

Akhirnya acara ditutup dengan sesi mengenai bagaimana merencanakan keuangan pribadi dan penggunaan layanan perbankan termasuk juga e-banking.


Sabtu, 29 Juni 2013

Grab Your Audience


Grab Your Audience

Tedy J. Sitepu


Presentasi merupakan permasalah semua professional, beberapa masalah yang dihadapi dalam melakukan presentasi adalah sebagai berikut:
-    Banyak tulisan
-    Banyak data
-    Banyak ornament
-    Tanpa jiwa
Kalo ini masalah Anda juga, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana membuat presentasi yang efektif. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah tujuan dari presentasi. Presenter perlu menentapkan secara tegas siapa peserta dan apa tujuan dari presentasi. Sebagai contoh tujuan presentasi untuk memberikan informasi akan relatif berbeda dengan tujuan presentasi untuk memberikan keyakinan untuk peserta. Untuk meyakinkan peserta kita membutuhkan data yang lebih relevan dan reliabel, misalnya data statistik, contoh-contoh nyata.

Kedua, sikap presenter menentukan respon dari peserta. Presenter yang memberikan sikap yang positif memberikan kesan bersahabat dan keseriusan. Jadi seorang presenter yang baik harus membangun hubungan yang sehat dengan peserta. Contohnya datang tepat waktu, menghargai setiap pertanyaan peserta, dan lain-lainnya. Ketiga adalah suara dengan cara menggunakan intonasi yang tepat dalam menyampaikan materi. Keempat adalah gesture tubuh juga menentukan karena ini yang paling sering dilihat oleh orang lain.

Poin terakhir adalah media yang mampu memperkuat presentasi yang dilakukan, misalnya animasi, gambar, diagram, audio, video, dan lainnya. Poin ini bisa sangat mendukung apabila sesuai dengan tujuan dan makna yang ingin ditawarkan. Sebagai contoh slide powerpoin dapat didesain dengan mempertimbangkan font, layout yang simpel dan bermakna yang memperkuat presentasi yang ada.



Belajar Hidup dan Beradaptasi Budaya

Belajar Hidup dan Beradaptasi Budaya

Dr. Irid Agoes


Semua orang berharap dapat menikmati ketika sedang studi di negeri orang, ada beberapa kriteria yang menunjukkan keberhasilannya: perasaan nyaman/betah, memiliki hubungan baik dengan banyak orang, dan dapat bekerja dengan efektif. Untuk dapat berhasil dalam hal ini kita perlu memahami banyak tentang budaya.

Budaya adalah tatanan alur pikir yang membedakan suatu kelompok manusia dari kelompok lainnya. (Geert Hofstede). Jadi budaya memiliki beberapa dimensi: komunitas/lingkungan, latar belakang keluarga, agama, suku, kebangsaan, propinsi, kota, status sosial ekonomi, jenis kelamin.
Secara umum budaya dibagi menjadi dua, yaitu individualis dan kolektif. Karakteristik budaya kolektif adalah sulit melepaskan diri dari ikatan kelompok, ingin menyenangkan orang lain, selalu ingin dalam kelompok sehingga sulit berinisiatif, mencari persetujuan, percaya selalu aka nada yang menolong. Sedangkan karakteristik individualisme adalah ingin menentukan pilihan sendiri, tugas diri sendiri untuk menyenangkan diri sendiri, berbeda itu baik, memutuskan sendiri, berdikari, ingin menyelesaikan masalah secara terbuka.

Kedua jenis budaya ini bekerja dengan pola yang sama, diawali dengan etnosentris, yaitu semua orang pasti akan membawa budaya berdasarkan etnis masing-masing. Kemudian baru diikuti dengan kesadaran dan pengertian untuk memahami budaya orang lain sampai pada tingkatan kita menghargainya. Pada akhirnya orang harus memiliki secara selektif budaya yang akan dijadikan nilai di dalam hidup mereka. 

Berikut ini merupakan tips-tips singkat untuk beradaptasi dengan budaya yang berbeda:
-    Jangan melihat orang lain lebih rendah daripada kita
-    Tidak menghakimi sebelum mengerti
-    Sabar
-    Percaya diri
-    Semangat mempelajari budaya lain
-    Kemampuan berkomunikasi
-    Keterbukaan terhadap orang baru
-    Rasa humor

Jumat, 28 Juni 2013

Academic Writing: Training Penulisan Jurnal Internasional

Academic Writing: Training Penulisan Jurnal Internasional

Prof. Muhammad Nasikin

 

Arti Penting dan Karakteristik Jurnal Ilmiah

Penulisan publikasi dimaksudkan untuk memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan dan kemajuan masyarakat, serta tidak terjadi overlapping dalam sebuah penemuan. Sedangkan karakteristik penting sebuah penelitian adalah
1.    Novelty merupakan keaslian dan kebaruan ide yang disampaikan.
2.    Unspeculative di dalam argument.
3.    Parsimony, yaitu kesederhanaan ide dengan kontribusi yang besar bagi masyarakat.

Bagaimana menulis jurnal akademik Internasional?

1.    Menemukan masalah dan ide yang terjadi dengan mengamati fenomena-fenomena di sekitar dan kreatif.
2.    Membuat desain penelitian yang tepat untuk menjawab ide dan masalah yang terjadi.
3.    Membuat proposal lengkap.
4.    Mengimplementasi semua rencana yang telah ditetapkan di proposal.
5.    Membuat laporan penelitian yang mendiskusikan semua tahapan dalam melakukan riset.
6.    Melakukan publikasi.

Referensi

http://www.iahr.org.cn/iahr/rootfiles/2010/06/03/1273896626680895-1273896626682812.PDF
http://lmrwww.epfl.ch/people/jzhao/Journal_writing.pdf
http://www.ijser.org/howtopublishpaper.aspx

Membangun Kapasitas dan Karakter Pemimpin Bangsa di Masa Mendatang

Membangun Kapasitas dan Karakter Pemimpin Bangsa di Masa Mendatang

Imam B. Prasodjo


“Negeri ini abnormal jadi harus ditangani dengan abnormal”


Apa itu pemimpin?

Pemimpin adalah pengaruh, bukan posisi.

“Setiap orang dapat mengemudikan kapal, namun hanyalah pemimpin yang mampu memetakan rutenya.” (Jhon C. Maxwell)

Pemimpin bangsa adalah seorang yang mampu menggerakkan rakyat banyak untuk melakukan kegiatan terencana dengan visi untuk melakukan perubahan nyata kearah kehidupan bersama yang lebih baik sebagaimana dicita-citakan dalam konstitusi, dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara persuasive-partisipatif bukan secara represif dan non partisipatif.

Tantangannya adalah bangsa yang multikultural (komunitas, etika, ras, agama, kelas, adat) dengan mimpi untuk
- melindungi segenap bangsa Indonesia
- memajukan kesejahteraan umum
- mencerdaskan kehidupan bangsa
- melaksanakan ketertiban dunia.

Bagaimana membangun karakter?

-    Respect
-    Integrity
-    Responsibility

Referensi

http://najibipnu.blogspot.com/2012/07/membangun-karakter-bangsa-melalui-dunia.html
http://casel.org/wp-content/uploads/LeadershipMatters.pdf
http://www.leadershipcharacter.com/model.php

Pengantar Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

PENGANTAR NILAI-NILAI KEBANGSAAN INDONESIA

Mayjen TNI (PURN) E. IMAM MAKSUDI (LEMHANNAS RI)


Kondisi Indonesia sangat majemuk dalam hal budaya, adat istiadat, agama, bahasa dan lain-lainnya. Kemudian secara geografis juga saling terpisah satu dengan yang lainnya serta pengalaman sejarah yang memiliki banyak kerajaan, dijajah, dan merdeka merupakan dasar atas kebutuhan sebuah konsesus. 

Konsensus dasar nasional:

1.    Perspektif historis
Bangsa belum menegara
-    Budaya dan bahasa melayu
-    Bhineka Tunggal Ika
-    Sumpah Pemuda
Bangsa telah bernegara
-    Konsensus: Falsafah Negara, Konstitusi Negara (UUD’45), Bentuk Negara Kesatuan (NKRI), Semboyan Kebangsaan (Bhinneka Tunggal Ika)
-    Ancaman disintegrasi untuk tetap utuh
2.    Perspektif Sosiologis
Masyarakat Multikultur yang menuntut kesetaraan sehingga membutuhkan nilai-nilai yang diterima dan diakui bersama.

Nilai-Nilai Kebangsaan

Merupakan cermin jati diri bangsa Indonesia sehingga pemantapan nilai kebangsaan menjadi penting untuk menyegarkan, menguatkan kesadaran kebangsaan, memberikan keyakinan bahwa kebenaran falsafah pancasila, UUD sebagai satu2nya pedoman, NKRI, dan ajaran untuk menghargai sesama.

Konsensus Dasar Nasional Sebagai Sumber Nilai
1.    Falsafah Bangsa Pancasila
-    Berada dalam rumusan pembukaan UUD 1945
-    Digali dari khasanah budaya bangsa dengan cirri-ciri religious, prinsip kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat, dan keadilan sosial.
-    Sebagai dasar Negara dan pedoman hidup bangsa

2.    UUD NRI Tahun 1945
-    Jiwa kehidupan bangsa Indonesia yang berisi prinsip-prinsip kemerdekaan, gambaran cita-cita nasional, falsafah bangsa sebagai fondasi Negara, atas berkat dan rahmat Allah yang Maha Kuasa.

3.    Negara Kesatuan RI
-    Sebagai pilihan dalam menyatukan keterpisahkan geografis.

4.    Sesanti Bhinneka Tunggal Ika
-    Merupakan hakekat hidup manusia untuk hidup bermasyarakat secara harmonis.

Referensi

http://www.empatpilarkebangsaan.web.id/
http://www.mpr.go.id/berita/read/2013/04/03/11842/lomba-karya-tulis-4-pilar-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara-mpr-ri-tahun-2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme

Kamis, 27 Juni 2013

Batas


“Batas”
Marsela Zalianti & Pit

Deskripsi Film
 
Film berjudul “Batas” yang bercerita tentang kehidupan suku dayak di negri Borneo (Kalimantan Barat). Daerah ini merupakan daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia dan merupakan daerah yang tidak diperhatikan pemerintah. Permasalahan utama daerah ini adalah pendidikan yang rendah, dan permasalah sosial lainnya. Cerita ini dimulai dengan permasalah corporate social responsibility suatu perusahaan yang tidak berjalan di negri Borneo. Setiap perusahaan mengirimkan guru untuk memberikan pendidikan, hasilnya semua guru pulang kembali tanpa hasil. Hal ini yang memicu, Marsela Zalianti untuk mencari faktor permasalahnya. Hal ini memaksa Marsela untuk melihat langsung kehidupan sosial di Borneo.

Sesampainya di sana, dia mencoba untuk menjalankan sendiri sebagai guru di Borneo dan hasilnya masyarakat setempat menolak karena mereka menyatakan bahwa kebutuhan mereka adalah uang dan makanan, bukan pendidikan. Kegagalan ini membuat Marsela untuk secara kreatif menemukan cara pembelajaran yang dapat diterima oleh masyarakat setempat. Dia berhasil mengajar dengan memasukan muatan-muatan lokal dengan cara belajar di alam dan menggunakan apa yang tersedia di alam. Akhirnya Marsela mampu memberdayakan masyarakat melalui program pendidikan yang dirancang oleh perusahaan.

Makna Film 
  • Masih banyak daerah-daerah terpencil di Indonesia yang membutuhkan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan lainnya secara layak.
  • Pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap pemerataan pendidikan, social, ekonomi di daerah-daerah terpencil.
  • Film ini membangun semangat nasionalisme bangsa.
  • Masyarakat perlu lebih memberikan perhatian dan penghargaan yang lebih terhadap film-film yang membangun semangat nasional masyarakat.
  • Pemberdayaan berhasil dilakukan apabila dapat mengakomodir budaya lokal yang ada.
  • Budaya yang telah lama ditinggalkan oleh generasi mudah perlu dikembangkan lagi.

Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Batas_%28film%29
http://amiratthemovies.wordpress.com/2011/05/20/review-batas-2011/
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme_Indonesia

Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia dan Pelatihan Pencegahan Korupsi 2


Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia dan Pelatihan Pencegahan Korupsi

Ine Febrianti


Deskripsi Film

Film berjudul “Selamat Siang Risa” dengan durasi 17 menit bercerita tentang bagaimana seorang karyawan berjuang mempertahankan integritas di tengah-tengah kondisi sulit. Kondisi anak sedang sakit, kekurangan uang untuk mengobati anak, dan tidak ada pendapatan tambahan apapun. Kemudian ada orang yang menawarkan sejumlah uang tertentu tetapi harus mengorbankan integritas dengan mengizinkan penggunaan gudang untuk penumpukan beras. Kondisi sulit ini menampilkan secara gamblang realitas korupsi di Bangsa ini. Akhirnya kisah keberhasilan seorang Bapak menolak tawaran korupsi tersebut menutup kisah cerita film ini.
 

Makna Film

  • Integritas merupakan satu nilai yang tidak bisa digantikan dengan apapun dan tidak boleh dirasionalkan dengan keadaan sulit sekalipun serta kunci kesuksesan.
  • Inspirasi film ini seharusnya mampu mengajak berbagai kalangan di Indonesia untuk bersama-sama berjuang memberantas dan mencegah korupsi.
  • Dukungan seorang istri dalam menolong suami untuk tetap berintegritas juga menjadi poin penting dalam film ini.

 

Referensi 

http://www.metrotvnews.com/lifestyle/read/2013/03/28/897/142237/Perangi-Korupsi-Denny-Ajak-Nonton-Film-Selamat-Siang-Risa

http://female.kompas.com/read/2013/05/02/12273691/Mau.Sukses.Harus.Punya.Integritas

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/04/09/11144792/Langkah.Mengembangkan.Integritas.Pribadi


Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia dan Pelatihan Pencegahan Korupsi


Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia dan Pelatihan Pencegahan Korupsi

Eri Riana

 

Perbedaan etika, moral, dan nilai

Etika (Yunani) “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan” merupakan cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab.
 

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
 

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Nilai merupakan (1) suatu keyakinan, (2) berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu, (3) melampaui situasi spesifik, (4) mengarahkan seleksi atau evaluasi terhadap tingkah laku, individu, dan kejadian-kejadian, serta (5) tersusun berdasarkan derajat kepentingannya (Schwartz, 1994).

Pemimpin yang Beretika

•    Sektor Swasta harus mampu menciptakan good corporate governance (GCG)
•    Sektor Semerintah harus mampu menciptakan good public governance (GPG)
•    Sektor Sosial harus mampu menciptakan good society governance (GSG)

Prinsip-Prinsip GCG/GPG/GSG

  • Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai   perusahaan.
  • Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
  • Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
  • Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
  • Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Esensi dari corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku.

Faktor-Faktor Fraud 

  • Kesempatan: pengendalian lemah, kurang kemampuan untuk akses kualitas kinerja. 
  • Insentif/tekanan: keuangan, obat-obatan, judi, lain-lainnya.
  • Rasionalisasi: tidak ada yang disakiti, telah melakukan banyak hal terhadap Negara.     

Tips Pencegahan Korupsi

  •  Ciptakan sistem yang mampu menciptakan good corporate governance, good social governance, good public governance, misalnya memiliki satuan audit internal, transparansi dalam manajemen, dan lain-lain. 

Referensi

http://gunarto.mhs.narotama.ac.id/2012/09/30/perbedaan-etikamoralnilai/
http://idazahro.blogspot.com/2012/10/good-corporate-governance-dalam.html
http://www.kpk.go.id/id/