Sabtu, 29 Juni 2013

Grab Your Audience


Grab Your Audience

Tedy J. Sitepu


Presentasi merupakan permasalah semua professional, beberapa masalah yang dihadapi dalam melakukan presentasi adalah sebagai berikut:
-    Banyak tulisan
-    Banyak data
-    Banyak ornament
-    Tanpa jiwa
Kalo ini masalah Anda juga, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana membuat presentasi yang efektif. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah tujuan dari presentasi. Presenter perlu menentapkan secara tegas siapa peserta dan apa tujuan dari presentasi. Sebagai contoh tujuan presentasi untuk memberikan informasi akan relatif berbeda dengan tujuan presentasi untuk memberikan keyakinan untuk peserta. Untuk meyakinkan peserta kita membutuhkan data yang lebih relevan dan reliabel, misalnya data statistik, contoh-contoh nyata.

Kedua, sikap presenter menentukan respon dari peserta. Presenter yang memberikan sikap yang positif memberikan kesan bersahabat dan keseriusan. Jadi seorang presenter yang baik harus membangun hubungan yang sehat dengan peserta. Contohnya datang tepat waktu, menghargai setiap pertanyaan peserta, dan lain-lainnya. Ketiga adalah suara dengan cara menggunakan intonasi yang tepat dalam menyampaikan materi. Keempat adalah gesture tubuh juga menentukan karena ini yang paling sering dilihat oleh orang lain.

Poin terakhir adalah media yang mampu memperkuat presentasi yang dilakukan, misalnya animasi, gambar, diagram, audio, video, dan lainnya. Poin ini bisa sangat mendukung apabila sesuai dengan tujuan dan makna yang ingin ditawarkan. Sebagai contoh slide powerpoin dapat didesain dengan mempertimbangkan font, layout yang simpel dan bermakna yang memperkuat presentasi yang ada.



Belajar Hidup dan Beradaptasi Budaya

Belajar Hidup dan Beradaptasi Budaya

Dr. Irid Agoes


Semua orang berharap dapat menikmati ketika sedang studi di negeri orang, ada beberapa kriteria yang menunjukkan keberhasilannya: perasaan nyaman/betah, memiliki hubungan baik dengan banyak orang, dan dapat bekerja dengan efektif. Untuk dapat berhasil dalam hal ini kita perlu memahami banyak tentang budaya.

Budaya adalah tatanan alur pikir yang membedakan suatu kelompok manusia dari kelompok lainnya. (Geert Hofstede). Jadi budaya memiliki beberapa dimensi: komunitas/lingkungan, latar belakang keluarga, agama, suku, kebangsaan, propinsi, kota, status sosial ekonomi, jenis kelamin.
Secara umum budaya dibagi menjadi dua, yaitu individualis dan kolektif. Karakteristik budaya kolektif adalah sulit melepaskan diri dari ikatan kelompok, ingin menyenangkan orang lain, selalu ingin dalam kelompok sehingga sulit berinisiatif, mencari persetujuan, percaya selalu aka nada yang menolong. Sedangkan karakteristik individualisme adalah ingin menentukan pilihan sendiri, tugas diri sendiri untuk menyenangkan diri sendiri, berbeda itu baik, memutuskan sendiri, berdikari, ingin menyelesaikan masalah secara terbuka.

Kedua jenis budaya ini bekerja dengan pola yang sama, diawali dengan etnosentris, yaitu semua orang pasti akan membawa budaya berdasarkan etnis masing-masing. Kemudian baru diikuti dengan kesadaran dan pengertian untuk memahami budaya orang lain sampai pada tingkatan kita menghargainya. Pada akhirnya orang harus memiliki secara selektif budaya yang akan dijadikan nilai di dalam hidup mereka. 

Berikut ini merupakan tips-tips singkat untuk beradaptasi dengan budaya yang berbeda:
-    Jangan melihat orang lain lebih rendah daripada kita
-    Tidak menghakimi sebelum mengerti
-    Sabar
-    Percaya diri
-    Semangat mempelajari budaya lain
-    Kemampuan berkomunikasi
-    Keterbukaan terhadap orang baru
-    Rasa humor

Jumat, 28 Juni 2013

Academic Writing: Training Penulisan Jurnal Internasional

Academic Writing: Training Penulisan Jurnal Internasional

Prof. Muhammad Nasikin

 

Arti Penting dan Karakteristik Jurnal Ilmiah

Penulisan publikasi dimaksudkan untuk memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan dan kemajuan masyarakat, serta tidak terjadi overlapping dalam sebuah penemuan. Sedangkan karakteristik penting sebuah penelitian adalah
1.    Novelty merupakan keaslian dan kebaruan ide yang disampaikan.
2.    Unspeculative di dalam argument.
3.    Parsimony, yaitu kesederhanaan ide dengan kontribusi yang besar bagi masyarakat.

Bagaimana menulis jurnal akademik Internasional?

1.    Menemukan masalah dan ide yang terjadi dengan mengamati fenomena-fenomena di sekitar dan kreatif.
2.    Membuat desain penelitian yang tepat untuk menjawab ide dan masalah yang terjadi.
3.    Membuat proposal lengkap.
4.    Mengimplementasi semua rencana yang telah ditetapkan di proposal.
5.    Membuat laporan penelitian yang mendiskusikan semua tahapan dalam melakukan riset.
6.    Melakukan publikasi.

Referensi

http://www.iahr.org.cn/iahr/rootfiles/2010/06/03/1273896626680895-1273896626682812.PDF
http://lmrwww.epfl.ch/people/jzhao/Journal_writing.pdf
http://www.ijser.org/howtopublishpaper.aspx

Membangun Kapasitas dan Karakter Pemimpin Bangsa di Masa Mendatang

Membangun Kapasitas dan Karakter Pemimpin Bangsa di Masa Mendatang

Imam B. Prasodjo


“Negeri ini abnormal jadi harus ditangani dengan abnormal”


Apa itu pemimpin?

Pemimpin adalah pengaruh, bukan posisi.

“Setiap orang dapat mengemudikan kapal, namun hanyalah pemimpin yang mampu memetakan rutenya.” (Jhon C. Maxwell)

Pemimpin bangsa adalah seorang yang mampu menggerakkan rakyat banyak untuk melakukan kegiatan terencana dengan visi untuk melakukan perubahan nyata kearah kehidupan bersama yang lebih baik sebagaimana dicita-citakan dalam konstitusi, dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara persuasive-partisipatif bukan secara represif dan non partisipatif.

Tantangannya adalah bangsa yang multikultural (komunitas, etika, ras, agama, kelas, adat) dengan mimpi untuk
- melindungi segenap bangsa Indonesia
- memajukan kesejahteraan umum
- mencerdaskan kehidupan bangsa
- melaksanakan ketertiban dunia.

Bagaimana membangun karakter?

-    Respect
-    Integrity
-    Responsibility

Referensi

http://najibipnu.blogspot.com/2012/07/membangun-karakter-bangsa-melalui-dunia.html
http://casel.org/wp-content/uploads/LeadershipMatters.pdf
http://www.leadershipcharacter.com/model.php

Pengantar Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

PENGANTAR NILAI-NILAI KEBANGSAAN INDONESIA

Mayjen TNI (PURN) E. IMAM MAKSUDI (LEMHANNAS RI)


Kondisi Indonesia sangat majemuk dalam hal budaya, adat istiadat, agama, bahasa dan lain-lainnya. Kemudian secara geografis juga saling terpisah satu dengan yang lainnya serta pengalaman sejarah yang memiliki banyak kerajaan, dijajah, dan merdeka merupakan dasar atas kebutuhan sebuah konsesus. 

Konsensus dasar nasional:

1.    Perspektif historis
Bangsa belum menegara
-    Budaya dan bahasa melayu
-    Bhineka Tunggal Ika
-    Sumpah Pemuda
Bangsa telah bernegara
-    Konsensus: Falsafah Negara, Konstitusi Negara (UUD’45), Bentuk Negara Kesatuan (NKRI), Semboyan Kebangsaan (Bhinneka Tunggal Ika)
-    Ancaman disintegrasi untuk tetap utuh
2.    Perspektif Sosiologis
Masyarakat Multikultur yang menuntut kesetaraan sehingga membutuhkan nilai-nilai yang diterima dan diakui bersama.

Nilai-Nilai Kebangsaan

Merupakan cermin jati diri bangsa Indonesia sehingga pemantapan nilai kebangsaan menjadi penting untuk menyegarkan, menguatkan kesadaran kebangsaan, memberikan keyakinan bahwa kebenaran falsafah pancasila, UUD sebagai satu2nya pedoman, NKRI, dan ajaran untuk menghargai sesama.

Konsensus Dasar Nasional Sebagai Sumber Nilai
1.    Falsafah Bangsa Pancasila
-    Berada dalam rumusan pembukaan UUD 1945
-    Digali dari khasanah budaya bangsa dengan cirri-ciri religious, prinsip kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat, dan keadilan sosial.
-    Sebagai dasar Negara dan pedoman hidup bangsa

2.    UUD NRI Tahun 1945
-    Jiwa kehidupan bangsa Indonesia yang berisi prinsip-prinsip kemerdekaan, gambaran cita-cita nasional, falsafah bangsa sebagai fondasi Negara, atas berkat dan rahmat Allah yang Maha Kuasa.

3.    Negara Kesatuan RI
-    Sebagai pilihan dalam menyatukan keterpisahkan geografis.

4.    Sesanti Bhinneka Tunggal Ika
-    Merupakan hakekat hidup manusia untuk hidup bermasyarakat secara harmonis.

Referensi

http://www.empatpilarkebangsaan.web.id/
http://www.mpr.go.id/berita/read/2013/04/03/11842/lomba-karya-tulis-4-pilar-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara-mpr-ri-tahun-2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme

Kamis, 27 Juni 2013

Batas


“Batas”
Marsela Zalianti & Pit

Deskripsi Film
 
Film berjudul “Batas” yang bercerita tentang kehidupan suku dayak di negri Borneo (Kalimantan Barat). Daerah ini merupakan daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia dan merupakan daerah yang tidak diperhatikan pemerintah. Permasalahan utama daerah ini adalah pendidikan yang rendah, dan permasalah sosial lainnya. Cerita ini dimulai dengan permasalah corporate social responsibility suatu perusahaan yang tidak berjalan di negri Borneo. Setiap perusahaan mengirimkan guru untuk memberikan pendidikan, hasilnya semua guru pulang kembali tanpa hasil. Hal ini yang memicu, Marsela Zalianti untuk mencari faktor permasalahnya. Hal ini memaksa Marsela untuk melihat langsung kehidupan sosial di Borneo.

Sesampainya di sana, dia mencoba untuk menjalankan sendiri sebagai guru di Borneo dan hasilnya masyarakat setempat menolak karena mereka menyatakan bahwa kebutuhan mereka adalah uang dan makanan, bukan pendidikan. Kegagalan ini membuat Marsela untuk secara kreatif menemukan cara pembelajaran yang dapat diterima oleh masyarakat setempat. Dia berhasil mengajar dengan memasukan muatan-muatan lokal dengan cara belajar di alam dan menggunakan apa yang tersedia di alam. Akhirnya Marsela mampu memberdayakan masyarakat melalui program pendidikan yang dirancang oleh perusahaan.

Makna Film 
  • Masih banyak daerah-daerah terpencil di Indonesia yang membutuhkan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan lainnya secara layak.
  • Pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap pemerataan pendidikan, social, ekonomi di daerah-daerah terpencil.
  • Film ini membangun semangat nasionalisme bangsa.
  • Masyarakat perlu lebih memberikan perhatian dan penghargaan yang lebih terhadap film-film yang membangun semangat nasional masyarakat.
  • Pemberdayaan berhasil dilakukan apabila dapat mengakomodir budaya lokal yang ada.
  • Budaya yang telah lama ditinggalkan oleh generasi mudah perlu dikembangkan lagi.

Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Batas_%28film%29
http://amiratthemovies.wordpress.com/2011/05/20/review-batas-2011/
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme_Indonesia

Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia dan Pelatihan Pencegahan Korupsi 2


Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia dan Pelatihan Pencegahan Korupsi

Ine Febrianti


Deskripsi Film

Film berjudul “Selamat Siang Risa” dengan durasi 17 menit bercerita tentang bagaimana seorang karyawan berjuang mempertahankan integritas di tengah-tengah kondisi sulit. Kondisi anak sedang sakit, kekurangan uang untuk mengobati anak, dan tidak ada pendapatan tambahan apapun. Kemudian ada orang yang menawarkan sejumlah uang tertentu tetapi harus mengorbankan integritas dengan mengizinkan penggunaan gudang untuk penumpukan beras. Kondisi sulit ini menampilkan secara gamblang realitas korupsi di Bangsa ini. Akhirnya kisah keberhasilan seorang Bapak menolak tawaran korupsi tersebut menutup kisah cerita film ini.
 

Makna Film

  • Integritas merupakan satu nilai yang tidak bisa digantikan dengan apapun dan tidak boleh dirasionalkan dengan keadaan sulit sekalipun serta kunci kesuksesan.
  • Inspirasi film ini seharusnya mampu mengajak berbagai kalangan di Indonesia untuk bersama-sama berjuang memberantas dan mencegah korupsi.
  • Dukungan seorang istri dalam menolong suami untuk tetap berintegritas juga menjadi poin penting dalam film ini.

 

Referensi 

http://www.metrotvnews.com/lifestyle/read/2013/03/28/897/142237/Perangi-Korupsi-Denny-Ajak-Nonton-Film-Selamat-Siang-Risa

http://female.kompas.com/read/2013/05/02/12273691/Mau.Sukses.Harus.Punya.Integritas

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/04/09/11144792/Langkah.Mengembangkan.Integritas.Pribadi


Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia dan Pelatihan Pencegahan Korupsi


Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia dan Pelatihan Pencegahan Korupsi

Eri Riana

 

Perbedaan etika, moral, dan nilai

Etika (Yunani) “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan” merupakan cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab.
 

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
 

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Nilai merupakan (1) suatu keyakinan, (2) berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu, (3) melampaui situasi spesifik, (4) mengarahkan seleksi atau evaluasi terhadap tingkah laku, individu, dan kejadian-kejadian, serta (5) tersusun berdasarkan derajat kepentingannya (Schwartz, 1994).

Pemimpin yang Beretika

•    Sektor Swasta harus mampu menciptakan good corporate governance (GCG)
•    Sektor Semerintah harus mampu menciptakan good public governance (GPG)
•    Sektor Sosial harus mampu menciptakan good society governance (GSG)

Prinsip-Prinsip GCG/GPG/GSG

  • Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai   perusahaan.
  • Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
  • Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
  • Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
  • Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Esensi dari corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku.

Faktor-Faktor Fraud 

  • Kesempatan: pengendalian lemah, kurang kemampuan untuk akses kualitas kinerja. 
  • Insentif/tekanan: keuangan, obat-obatan, judi, lain-lainnya.
  • Rasionalisasi: tidak ada yang disakiti, telah melakukan banyak hal terhadap Negara.     

Tips Pencegahan Korupsi

  •  Ciptakan sistem yang mampu menciptakan good corporate governance, good social governance, good public governance, misalnya memiliki satuan audit internal, transparansi dalam manajemen, dan lain-lain. 

Referensi

http://gunarto.mhs.narotama.ac.id/2012/09/30/perbedaan-etikamoralnilai/
http://idazahro.blogspot.com/2012/10/good-corporate-governance-dalam.html
http://www.kpk.go.id/id/

Enterpreneurship


Enterpreneurship

Goris Mustakim

Peter F. Druker mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kemudian Thomas W. Zimmerer menambahkan bahwa Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Berdasarkan dua pandangan ini kita dapat menyimpulkan bahwa kata kunci untuk disebut sebagai entrepreneurship adalah kreativitas dan inovasi.

ASGAR (Asli Garut) merupakan salah satu bentuk kreativitas anak negeri yang dipelopori oleh Bapak Goris Mustakim. Ini merupakan usaha sosial untuk Indonesia dengan mengembangkan sumber daya lokal. Beberapa hal yang telah diinisiasi untuk memberdayakan Garut adalah sebagai berikut:
1.    Microfinance
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan dana pinjaman kepada usaha-usaha mikro sehingga petani, peternak dan pengusaha kecil lainnya mampu dikembangkan dan diberdayakan.
2.    Inkubator Kewirausahaan
Kegiatan ini menolong pengusaha-pengusaha kecil dalam mensimulasikan bisnis mereka dan terutama menolong mereka untuk bisa mengembangkan operasi usaha mereka.
3.    Menolong Sekolah
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan beasiswa kepada anak-anak orang yang tidak mampu secara perekonomian sampai ke jenjang perguruan tinggi.
Usaha sederhana ini memberikan dampak yang tidak sederhana, beberapa dampak dari usaha social yang telah dilakukan adalah
1.    Kegiatan ini menciptanya pegusaha-pengusaha lokal di Garut.
Garut merupakan daerah kecil di Jawa Barat yang memiliki beberapa kekhasan, seperti alam yang indah, kuliner yang enak, hasil ternak dan pertanian yang berlimpah. ASGAR telah berhasil memanfaatkan kreatifitas lokal ini untuk menciptakan banyak pengusaha-pengusaha, sampai saat ini terdapat 12 pengusaha lokal yang mandiri berkat garapan ASGAR.
2.    Kegiatan ini menciptakan lapangan kerja, tenaga sukarela, komunitas-komunitas, dan pemberi dana.
ASGAR mengembangkan beragam proses bisnis yang dapat ditawarkan kepada masyarakat luas untuk dikembangkan. Sistem ini mampu menarik banyak perusahaan-perusahaan dengan dana Corporate Social Responsibility  untuk menjadi pemberi dana. Dampak lain yang juga muncul adalah semakin banyak lapangan kerja, komunitas, dan tenaga sukarela yang diciptakan.
3.    Kegiatan ini menghidupkan petani lokal.
Petani-petani lokal menjadi bersemangat untuk mengarap ladang mereka karena banyak dukungan-dukungan yang diberikan ASGAR dalam hal pembekalan-pembekalan untuk meningkatkan kinerja mereka. Sampai saat ini, terdapat 138 petani yang mendukung pertanian di Garut.
4.    Kegiatan ini memunculkan microfinance
Permasalah pengusaha-pengusaha kecil di Garut adalah modal kerja. Pada umumnya pengusaha meminjam dana kepada Bank tetapi prosesnya lama dan sulit, kemudian alternatif pinjaman lain adalah rentenir dengan bunga yang sangat tinggi. ASGAR mencoba mengatasi permasalahan ini dengan membuat microfinance untuk mendukung usaha mereka dengan tingkat bunga yang sangat terjangkau. ASGAR telah mengembangkan 86 microfinance.
5.    Kegiatan ini mendukung lebih dari 1000 siswa mendapatkan fasilitas beasiswa.
Perhatian utama ASGAR adalah pendidikan, mereka berharap banyak siswa miskin di Garut dapat diperhatikan pendidikan mereka sehingga mampu mengubah taraf hidup mereka. ASGAR telah memberikan beasiswa kepada 1000 siswa di GARUT.

Referensi

http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016340867/definisi-entrepreneur-menurut-para-ahli/
http://annisapuspakirana.staff.ub.ac.id/definisi-entrepreneurship-intrapreneurship-entrepreneurial-entrepreneur/
http://putracenter.net/2008/12/23/definisi-kewirausahaan-entrepreneurship-menurut-para-ahli/